Monday, December 25, 2017

Pick Your Head Up, Princess!

Yayaya, mungkin 3 abad yang lalu saya menulis di blog yang "awalnya"  diniatkan untuk menulis hal-hal berfaedah, ilmiah, dan berbobot. Berkecimpung di dunia perkimiaan membuat saya lupa akan tugas mulia saya sebagai satu-satunya admin yang aktif mengurus irtuper.blogspot.com (haha berasa punya banyak admin)
Gimana rasanya kuliah? BEDA. Oke, intinya kuliah itu berhasil membuat diri saya semakin galau "akan jadi apa nanti?" yha ibarat que sera sera, what ever will be, will be, saya berusaha untuk "yowis karep dadi opo sing penting ora nyusahkeun" (?) bukan, saya nggak punya niat buat jualan handphone kok..... okesip.

Di sini saya tidak bercerita banyak mengenai suka duka asem manis pahit asin rame rasanya kuliah, tapi lebih mau cerita tentang bahasan yang sebenarnya basi kali yah buat jadi bahan perbincangan di era tubirisasi ini. Maaf, saya memang belum skripsi, masih anak bawang di kampus, tapi ini adalah curahan hati dari seorang wanita yang beranjak 21 tahun di mana tangan mungil ini akan menerima undangan dari teman sebaya yang akan melangsungkan pernikahan.

Oke.
Buat pembaca sekalian (terutama kaum wanita) yang sedang berbunga-bunga alias dimabuk cinta, selamat kamu akan melewati fase di mana kamu dan dia benar-benar diuji. Gimana maksudnya? Awal kalian kenal, mungkin kalian bakal sering ngerasa 'Akhirnya gue nemu jodoh gue,' 'ih dia keliatan baik dan penyayang banget ya' dan lain sebagainya, di mana pemikiran seperti itu datang karena kalian masih menyembunyikan jati diri kalian yang sebenarnya. Baik dirimu dan dirinya, sama-sama ingin menjaga image dalam rangka mengurangi sifat-sifat yang bakal mengecewakan.
Urusan komunikasi, pastinya lancar jaya, ada aja bahasan yang jadi topik perbincangan, bahkan malah suka diulang-ulang. Lagi-lagi, masing-masing dari kalian memegang kendali penting dalam situasi ini. Rasa nyaman dan (mungkin, tapi ini dilarang) tidak ingin kehilangan teman bicara, membuat kalian bisa saling bertukar cerita setiap hari, setiap menit, bahkan kalau bisa setiap detik. Ingat, jangan sampai salah satu dari kalian merasa sakit ketika harus tau bahwa, "lo cuma gue anggep temen ngobrol doang kok" sakit bruh, udah 'cuma' ditambah 'doang'.

Lalu, mana ujiannya? Semua terlihat indah tuh? Iya, indah pada awalnya, hingga ada satu masa di mana itu titik awal pertempuran yang menguras tenaga, emosi, dan air mata.
Setelah tau si dia ternyata nggak sesuai sama apa yang kita harapkan, lantas itu jadi modal besar untuk memicu keributan. Entah ternyata dia memang cuek dan terkesan enggan terlihat manis di depan kamu, atau kamunya yang ternyata orang yang BM-an alias banyak mau. Intinya, masing-masing dari kalian akan (paling tidak pernah) mengucap "oh ternyata kamu gini ya."
Setiap penyakit ada obatnya. Buat para pembaca berhati kuat yang sedang mengalami fase ini, coba untuk ingat kembali bahwa kalian memilih menjalani ini semua bukan karena dia seperti apa atau akan jadi apa. Dia adalah dia. Bersyukurlah ketika kamu jadi tau "lecet"nya si dia, karena suatu saat nanti, justru lecet itu yang bakalan membuat kalian "berbeda", menguatkan, serta memperindah jalan yang kalian lalui. Dan, hei, jangan sedih, lihat sisi baiknya, hanya kamu yang mengetahui seperti apa dia, bukan orang lain. Poin tambahannya, mencintai itu bukan sekadar menerima apa adanya, namun juga melengkapi bagian yang kurang dari diri masing-masing.

Lanjut.
Suatu hari, komunikasi kalian tersendat. Entah karena dia asik dengan kawan-kawannya, ujian, atau karena hal lain. Hmm ini merupakan bagian tersulit menurut saya. Harus ada tek tok yang jelas antar masing-masing individu. Kita berhak bertanya, "kenapa susah dihubungi?" atau seperti lagu kangen band, "kamu di mana? dengan siapa?" oke skip. Buat kaum hawa memang sulit rasanya untuk cuek terhadap kondisi yang di sana. Tapi, sebetulnya semua akan baik-baik saja. Jika memang dia tidak ingin jujur atau bahkan memang tidak ingin mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi, tetaplah menjadi pelita di hidupmu /ea
Maksudnya, sebagaimana pun kamu memikirkan dia, tetap kendalikan pikiran agar waktu yang tersedia tidak terbuang sia-sia. Cobalah untuk tersenyum dan mulai berkata "oke, dia memikirkan dirinya sendiri, maka aku juga akan bertindak demikian"
Be strong, girls!

Banyak faktor yang membuat kamu dan si dia bertengkar atau merasa tidak nyaman. Jangan anggap itu sebagai beban, anggap itu sebagai krayon sinchan yang mewarnai perjalanan hidup kalian berdua. Ayeay.

Nah. Setelah tadi bermanis manja dengan situasi yang djelimet, namun tetap indah, sekarang saatnya masuk ke bagian terpahit.
Yap.
Ketika kamu dan si dia sudah tidak saling cocok, dalam hal ini sudah tidak menemukan jalan keluar dari keinginan masing-masing, egois berada dalam puncak tertinggi, dan tidak ada lagi kata respect dalam kamus kalian, sudah! Lupakan.
Satu hal yang pasti dan perlu diingat, dia bukan yang terbaik. Masih ada seseorang yang jauh lebih baik daripada dirinya. Pun, kamu masih bisa mengembangkan kemampuan kamu, sehingga kualitas diri kamu akan melesat jauh.
Jangan berharap bahwa dia akan kembali. Tidak ada istilah yang tepat untuk menggambarkan hal tersebut. Cukup fokus ke dirimu, impianmu, dan mulai lembar baru!
Based on true story, kadang ketika lagi sedih-sedihnya ditinggal, pergi ke tempat wisata itu bisa sangat membantu. Mengapa? Karena di situlah kita bisa menghibur diri sendiri, sambil memungut kembali bongkahan, hingga kepingan yang sudah hancur. Mungkin kita sudah telanjur berharap banyak, namun ingat, harapan kita tidak hanya terpaku pada satu hal saja, masih banyak harapan yang harus diwujudkan. Bahkan, bisa jadi itu adalah ladang kebahagiaan tempat kita tinggal.
Terlebih, jangan sampai kesedihan yang datang merusak kebahagiaan yang kita dapatkan. Kamu berhak bahagia :D

Dapat disimpulkan bahwa tulisan saya kali ini mostly tentang bagaimana mengatur dan mengatur-ulang hati bagi yang sedang berada dalam salah satu dari fase di atas. Yap, memang, rasanya campur aduk. Tapi sekali lagi, jangan jadikan itu sebagai beban. Buat kaum wanita, tetaplah kuat, jadi dirimu sendiri, dan jangan lupa untuk bahagia. Stop crying. Pick your head up, Princess, your tiara is falling!

PS: membenci dan mencintai secukupnya, jangan serahkan semuanya hanya demi urusan perasaan. You're pretty precious.
 

Template by BloggerCandy.com