Wednesday, April 30, 2014

Sukses Dulu, Baru Galau :)

Assalamu'alaikum..
Hehehe judul di atas gak bermaksud nyindir orang lain, tapi maaf ya kalau ada yang kesindir.. Oh gak ada yang kesindir? Yaudah.
Sebenernya itu judul berisi sindiran buat pribadi admin blog "ah sudahlah" ini. Hehehe. Kenapa begitu? 
Jadi gini ceritanya... Gue ngeliat banyak anak-anak remaja (terutama SMA) yang rentan banget kena namanya Virus Merah Jambu, you know lah.. Virus "yang katanya cinta" itu. Dan yang lebih gue heran lagi, virus itu menjangkit orang-orang yang seharusnya mereka sudah tahu, kalau itu virus yang berbahaya bagi kesehatan hati dan iman mereka *saik.
Oke oke, gue akui kalau waktu itu gue pernah mengalami virus mematikan itu, tapi sekarang udah nggak kok:) Virus itu sudah dimusnahkan dan insyaAllah gak akan nempel dan bersarang lagi di sini *nunjuk hati*

Boleh sedikit ber-story telling gak? Boleh yaaaa... Pleaseeeee :") *maaf mulai gak jelas*
Dulu gue pernah liat ikhwan (lelaki) yang subhanAllah deh alimnya. 'Lumayan ganteng', suara dia pas adzan itu cukup buat bikin merinding, tatapannya tajam, dan wajahnya itu memancarkan aura yang bikin terpana seakan bercahaya.
Hmm gak perlu diperjelas dia ini kelas berapa, yang jelas, setelah dia melaksanakan Ujian Nasional dan sedikit lagi akan melangkahkan kaki ke luar dari ruang lingkup garis keras kehidupan sekolah menengah, huft, mulai keliatan 'ganjen'nya. Sebelumnya, gue gak pernah liat dia 'berinteraksi' dengan lawan jenisnya sedekat itu. Sedekat apa? yaa pokoknya segitu. Padahal biasanya dia selalu menghindar kalau kontak mata dengan lawan jenis. Tapiii... nyatanya saat UN merubah segalanya, dia agak sedikit 'brutal'.
Dan yang sebelumnya gue jarang banget bahkan gak pernah liat di berkicau penuh kegalauan, kini lebih sering berkicau penuh kegalauan dan penuh ke-'kode'-an. Dan ini membuat gue curiga...... Gak cuma curiga, tapi juga mengurangi pandangan gue tentang 'dia itu orangnya alim, baik, gak macem-macem etc'.
Memang, gue belum tau kebenaran tentang perasaan dia. Bisa aja, dia berkicau galau tentang keluarganya. But I trust my feelings, and my friends feelings of his twit.
Duh, kenapa jadi ngomongin orang ya? Astaghfirullah, maaf kawan. Tapi ini jadi pelajaran buat gue juga, dimana orang-orang yang dulunya gini, dulunya gitu, perasaannya gini, perasaannya gitu, bisa berubah dalam kurun waktu yang cukup singkat dan tidak terduga. Selain itu, gue juga belajar dari dia kalau VMJ itu tetep gak bagus. Liat aja, dulunya gue beranggapan bahwa dia sosok yang luar biasa menginspirasi, dan gak pernah mainin yang namanya 'hati dan cinta'. Setelah gue tau dia ternyata memainkan api itu, gue jadi menghapus anggapan positif tentangnya.

Nah, cerita itu hampir sama dengan cerita admin.. Cuma bedanya ini berkebalikan. Dulu gue pernah memainkan api perasaan, yang sampe sering galau, tiada hari nyebut nama'nya', pokoknya everything about 'a name'. 
Setelah sekian lama mengalami perasaan aneh itu, gue dibangunkan oleh ujian. Ujian Tengah Semester dan Ujian Nasional. Perihal Ujian Nasional-yang-menjadikan-alasan-anti-galau-alias-move on, udah gue post di postingan sebelumnya. Ujian Tengah Semester? Hmm jadi UTS genap kali ini bertemakan 'essay'. Yap. Lalu apa hubungannya? Essay berarti kita harus belajar penuh, bahkan hingga titik darah penghabisan. Karena, gue ngeri aja, kalau soal essay dan gue nge-blank alias gak bisa jawab, akan terasa sedikit memalukan ketika lembar jawaban hanya bertuliskan nomor soal atau sekedar 'diketahui' dan 'ditanya' -_- jadi gue berusaha sekuat tenaga untuk bisa lolos UTS essay menjemukan ini.
Karena kesibukan belajar inilah, gue jadi 'agak' lupa siapa 'dia'. Sesekali gue inget, tapi ingatan itu langsung hancur karena materi UTS yang lumayan banyak. Finally, gue berhasil melalui UTS ini, dan alhamdulillah, semua jawaban terisi dengan 100% yakin (entah kalau nilai). Setelah pembagian raport...... Aaaaaaaa! Nilai UTS gue mendadak naik. Rata-rata di atas 85, bahkan banyak yang 90, dan nilai mendapat nilai biologi tertinggi di kelas, yaitu 98. Sebenernya itu bisa 100, tapi gue salah di fungsi vitamin C -_- but Alhamdulillah :) setidaknya ortu bilang bagus, dan mereka bangga.

Oke, maaf banget kalau gue tadi keliatan jumawa. Lalu, ada apa dengan UTS itu? Setelah melihat nilai-nilai menyilaukan itu, gue langsung menjadi 'study-holic' yang artinya kecanduan belajar. Gue semakin menggebu untuk dapet nilai bagus di ujian, semakin berharap agar selalu mendapat nilai di atas 85 (di pelajaran kewarganegaraan sekalipun). Semua kegilaan belajar itu membuat gue melupakan banyak hal. Melupakan 'dia', dan bahkan melupakan organisasi dan ekskul. Menurut pikiran ini, terlalu banyak waktu terbuang jika terus memikirkan hal yang tidak ada hubungannya dengan Perguruan Tinggi Negeri nanti. 10 menit saja memikirkan hal 'sampah' itu, 10 menit terbuang untuk menghapalkan tugas dan fungsi Mahkamah Internasional. Sayang kan?

Buat gue, terserah orang mau beranggapan apa, beranggapan bahwa gak gaul karena gak pernah galau, beranggapan kalau terlalu serius jadi gak asik, dan hal lainnya.. Tapi liat nanti siapa yang maju. 
Untuk apa galau karena cinta atau karena dia? Untuk apa mikirin dia kalau dia gak mikirin kita? Sekalipun dia mikirin kita, lalu apakabar dengan masa depan di sana? Sudah yakin akan diterima di Perguruan Tinggi favorit? Sudah yakin lolos seleksi pekerjaan? Sudah yakin mapan? Sudah yakin menang di persaingan dunia kerja nanti? Apa? Mau membahagiakan seseorang di sana? Yakin sudah membahagiakan orangtua atau saudara atau kerabat? Sudah yakin telah menjadi pribadi yang baik dan bisa bertanggungjawab?
Kalau belum yakin, urungkan niat untuk terus galauin dia/galauin itu. Urungkan niat untuk punya perasaan 'merah jambu' yang bisa membunuh bagi siapapun yang belum pantas untuk merasakanya terhadap lawan jenis yang tidak semestinya.
Galau? Haha, sukses aja dulu :)
Wassalamu'alaikum =)

"Cinta memang anugerah, karena itu jagalah anugerah itu hingga ia datang di waktu yang tepat"

Friday, April 18, 2014

Sinopsis Drama Korea: Jewel In the Palace (Dae Jang Geum)

Assalamu'alaikum..
Postingan kali ini membahas tentang sinopsis salah satu drama Korea yang sangat gue suka sejak kelas 6 SD. Ini drama udah sering nongol di tivi tepatnya di channel yang terkenal akan animasi naga-nya yang 'cihuy' hehehe.
Waktu itu sempet drama ini diputar ulang di channel yang tadi gue sebutin, cuma sayangnya belum sampai setengah jalan, entah kenapa drama itu udah gak disetel lagi. Argh. Kesel. Amat. Sangat.
Ehm. Kenapa gue suka sama drama ini? Jadi, drama ini tuh bener-bener menyentuh hingga ke ubun-ubun *apasih*.
Drama Jewel in the Palace menceritakan tentang sejarah Korea yang terjadi pada masa dinasti Joseon (Chosun) atau tepatnya sekitar 500 tahun yang lalu. Jewel in the Palace diangkat dari sebuah kisah nyata seorang wanita yang bernama Jang Geum. Jang Geum mengukir sejarah dengan menjadi dokter wanita pertama yang memiliki jabatan tertinggi di Kerajaan. Yang padahal pada zaman itu sangat dilarang seorang dokter berjenis kelamin wanita. Intinya, zaman Joseon sebenarnya adalah zaman dimana laki-laki dianggap lebih berkuasa dibanding wanita yang hanya diangap sebagai 'pelayan'. 

Jang Geum sebenarnya adalah anak seorang dayang istana. Hingga orangtuanya meninggal karena konflik yang sangat keras, yang mengakibatkan Jang Geum harus tinggal bersama keluarga yang hanya mengandalkan hidup melalui berjualan (jualan apa gue lupa. Hehe maaf).
Awal masuk istana, Jang Geum sering didiskriminasi, entah oleh teman-temannya ataupun gurunya. Teman-teman Jang Geum menganggap kalau ia bukanlah apa-apa, ia hidup di keluarga miskin, dan bagaimana bisa keluarga miskin memasuki istana? Oleh karena itu mereka menganggap Jang Geum masuk istana dengan cara curang. Padahal sebenarnya, ia tidak curang, ibunya adalah seorang dayang, dan sangatlah pantas bagi anak seorang dayang untuk masuk ke istana. Hanya saja, Jang Geum tidak mau memberitahukan hal itu sebagai pembelaan, karena itulah yang diinginkan ibunya untuk tetap menjaga rahasia akan jati diri Jang Geum yang sebenarnya.
Meskipun sering mendapat perlakuan tidak menyenangkan, tapi Jang Geum tetap bersemangat meneruskan cita-citanya untuk bekerja di istana. Ia tidak menyerah, malahan, ia selalu mendapat nilai terbaik di setiap kompetisi dan ujian memasak. Tak jarang pula masakannya mendapat pujian dari Raja.

Perjalanann Jang Geum sebagai dayang tidak mudah. Meski ia pintar, berbakat, tapi ia mempunyai musuh bebuyutan. Musuhnya itu bernama Choi Geum-young. Dibantu dengan bibinya, dia menjalankan misi yang benar-benar menjatuhkan Jang Geum, bahkan sampai Jang Geum dikeluarkan dari istana.

Lalu, bagaimana seorang dayang istana bagian dapur istana bisa menjadi dokter? Saat dikeluarkan dari istana (diasingkan ke pulau Jeju), Jang Geum belajar mengenai medis dengan salah satu tenaga medis di pulau pengasingan itu. Sebenarnya, Jang Geum mempelajari medis bukan karena keinginannya, melainkan sebagai cara agar ia bisa kembali ke istana dan bertugas sebagai perawat istana.
Nah, di sinilah konflik dimana Jang Geum mulai menunjukan dirinya sebagai dokter wanita pertama di Korea. Mau tau kelanjutannya? Oh. Engga ya? Yaudah, gak apa-apa :')
Oiya, selama Jang Geum berjuang melawan kemelut hidup, ia selalu didampingi oleh seseorang yang setia di sampingnya, yaitu Min Jung-ho yang merupakan panglima kerajaan. Jung-ho ini bener-bener setia sama Jang Geum, bahkan ketika ia diasingkan, Jung-ho tetap kerap kali menjumpai Jang Geum, membantunya dalam segala hal, dan men-support-nya. Pada awalnya mereka tidak mau mengungkapkan perasaan satu sama lain, tapi pada akhirnya, kebenaran mulai terungkap dan mereka akhirnya menikah dan hidup bahagia :)

Hmm drama ini berjumlah 72 episode.. Dan akan sangat panjang kalau diceritakan di sini, kasian kan adminnya :'( hehehehehe. Kalau masih ada yang penasaran, langsung aja cari-cari drama kece ini, entah pinjem DVD-nya, download (kalau bisa sih jangan, soalnya banyak dan bakal makan waktu banget -_-) atau nungguin hingga drama itu muncul lagi di tivi :)


Drama Korea satu ini 'mostly recommended' buat kalian pecinta drama (terutama yang berbau kerajaan dan sejarah). Meskipun berbau sejarah, tapi drama ini gak ngebosenin. Ciyus deh.

Oke, itu sekilas tentang drama Dae Jang Geum, sekian dari admin yang sedang insom pada jam 1:25 dini hari.. Mohon maaf bila ada kesalahan di postingan kali ini.. Terimakasih atas perhatian kalian semua, Wassalamu'alaikum :)

Thursday, April 17, 2014

Idealis Penyelaras (Tipe Kepribadian)

Assalamu'alaikum..
Idealis penyelaras? Hmm ada apa dengan idealis penyelaras? Jadi gini ceritanya, baru aja gue iseng buka www.ipersonic.net yang merupakan suatu halaman dimana kita bisa tau kepribadian kita masing-masing. Di halaman ini bakal disediain pernyataan-pernyataan dan kita diminta untuk memilih mana pernyataan yang "gue banget". Nah, gue mencoba untuk memilih, dan voila! Akhirnya gue tau kepribadian yang selama ini terpendam, terkubur dan terlupakan~ hahaha.Yap. Tipe kepribadian gue adalah idealis penyelaras.
Seperti apa sih idealis penyelaras itu? Secara garis besar, idealis penyelaras bersifat kompleks dan memiliki begitu banyak pemikiran dan perasaan, serta hangat dan penuh perhatian *anjass hehehe.
Buat yang masih penasaran Idealis Penyelaras itu kayak apa, silakan klik link di bawah ini:


Dan buat yang mau cobain asyiknya bisa mengetahui kepribadian masing-masing, silakan cek www.ipersonic.net
Semoga bermanfaat ^^ Karena dengan mengenal sifat dan pribadi diri sendiri, InsyaAllah itu menjadi modal buat sukses. Sebab, tak kenal maka tak sayang(?)
Yak. Sudah mulai ngablu. Kalau gitu, kita akhiri perjumpaan dalam postingan kali ini, Wassalamu'alaikum =)

Sunday, April 13, 2014

Ujian Nasional Story

Assalamu'alaikum, ato.. oh.. ato *duh ini apa* hehehe.
Hai semua. Sekarang tepat pukul 10 lewat 25 menit waktu ngantuk bagian barat (?) 
Yaa meskipun sedikit ngantuk, rasanya kurang greget kalo malem-malem gini belum ngebahas sesuatu yang jadi trending topic. Salah satunya adalah Ujian Nasional! Hahahahaa gak kerasa banget yah waktu bergulir begitu cepat. Serasa baru kemarin gue kenal sama senior yang satu tahun lebih tua, bercanda bareng mereka, berantem-berantem lucu (tapi baikan lagi. Hm ada beberapa sih yang masih gitu, tapi gak tau deh~) waahaha. Ada yang tiba-tiba jatuh cinta sama seniornya tapi gak direspon, ada yang di-PHP-in, dan lain-lain. Hingga sebentar lagi mereka harus pergi meninggalkan kisah runyam itu. Kisah yang dalam hitungan bulan akan menjadi kenangan. Tinggal kenangan. Hanya kenangan.

Oke. Di postingan ini gue mau cerita sedikit seputar Ujian Nasioanal. Suka duka UN, persiapan, dan curhatan lainnya. Tapi sebelumnya, gue mau ngasih semangat buat yang sebentar lagi bakal menempuh ujian hidup tingkat nasional. SE-MA-NGAT!!!! yaa semoga UN kali ini berjalan dengan lancar, fit ketika mengerjakan soal, dan hasilnya memuaskan dengan cara yang jujur, halal, dan ber-SNI ;)

Lanjut. Hmm kita mulai dari mana ya?
Gini deh, gue heran sama orang-orang yang takut UN *maaf ya gak bermaksud nyindir, ini cuma opini*. Yaa beberapa dari mereka bilang: "Ah percuma gue sekolah 3 taun/6 taun ditentuin cuma dalam 3-5 hari. Gak adil". Dan akhirnya mereka menuntut UN dihapuskan.
Hmm sebenernya ini adil. Ujian Nasional ini cuma menentukan kita sudah memenuhi standar ketuntasan atau belum. Kalau belum, yaa selayaknya kita mengulang lagi di jenjang dimana kita gagal. Lagipula, UN ini baru ujian kecil dan sifatnya duniawi. Sementara dalam hidup ini, kita bakal nemu ujian yang lebih banyak dan lebih besar daripada UN. So, come on, bukan saatnya kita untuk ngeluh. Coba pikirkan positifnya buat masa depan kita. Trus, "gimana dengan orang-orang yang lulus UN dengan cara curang? Ini sama aja gak adil kan?" Itu urusan mereka. Kalau mereka curang, lulus UN dengan tidak mengandalkan kemampuan mereka, berarti mereka telah menyiksa diri sendiri. Karena, hasil yang mereka dapat bukan hasil sesungguhnya, dan nanti, mereka akan tau serta merasakan akibat dari kecurangan itu. Lewat mana? Bisa lewat jenjang yang mereka tempuh selanjutnya, lewat kampus mereka nanti, atau lewat dunia kerja. Atau bahkan lewat keluarga mereka. Atau lewat akhirat nanti. Who knows? Yang jelas, semua ada balasannya.

Tapi jujur deh, pertama kali gue UN, gue juga sempet mikir negatif kayak gitu (berharap UN dihapus). Gue ngomel-ngomel kesana kemari, berusaha argumen dan pendapat ini diterima oleh masyarakat luas. Tapi apa gunanya? Waktu itu untungnya di sekolah gue ngadain semacam motivation training. Sang motivator intinya menyampaikan untuk apa mengeluh yang sudah terjadi? Nimati dan jalani sajalah. Gak ada gunanya merengek-rengek seperti itu. Bangkit dan tunjukan kalau kamu bisa. 
Yap. Kalimat sederhana yang entah kenapa bisa merubah pola pikir gue. Dan akhirnya, gue berusaha semaksimal mungkin untuk sukses UN. Berharap gue bisa lulus. Bukan cuma lulus, tapi lolos. Bedanya apa? Lulus itu gampang, karena kita cuma butuh rata-rata 5 (kalo gak salah). Tapi kalau lolos, kita harus ngedapetin nilai minimal diatas 80 supaya gak membuat orang di sekitar kita cuma bilang "oh" ketika kita mengumumkan kelulusan itu.

Apa aja sih, kiat-kiat supaya sukses UN?
Jawabannya banyak. Kiat sukses itu ada dua cara, pertama cara halal kedua cara haram. Terserah mau pilih yang mana. Tapi ingat, resiko ditanggung pemenang (?)

Buat gue, cara paling ampuh sukses UN adalah belajar (iyalah ya). Cuma cara belajar gue sedikit agak ekstrim. Mau tau? Enggak? Yaudah, tutup blog ini! Hahaha (-_-)

Jadi gini.. Cerita dimulai saat gue kelas 3 SMP. Mulai masuk semester 1, Alhamdulillah kakak gue tercinta menyediakan dana buat bimbel. Dia ini pengajar di salah satu tempat bimbel dan apabila ada kerabat pegawai yang bimbel di tempat itu, bakalan dapet diskon. Diskonnya lumayan. Kakak gue membiayai bimbel dengan uang hasil keringatnya mengajar di sana ataupun mengajar privat. Gue bersyukur punya kakak yang perhatian :')
Gue gak mau ngecewain kakak gue yang udah ngeluarin tenaga dan duit banyak buat biayain itu semua. Akhirnya, gue memanfaatkan bimbel itu sebaik-baiknya. Diskusi sebenar-benarnya diskusi, gak main-main saat pelajaran dimulai, dan menanyakan materi yang gak dipahami hingga benar-benar paham betul.

Jangan harap gue cuma memanfaatkan bimbel. Setiap hari, gue selalu terbangun jam 11an atau jam 12 untuk buka buku. Belajar semalam suntuk sampai shubuh dan cuma tersedia waktu tidur selama kurang lebih 4 jam. Karena gue pulang les jam 7an dan itu rasanya tepar banget. Jadi sehabis shalat isya', mandi, langsung tidur. Makan? Hahaha gue makan pas gue bangun (jam 12 malem) hahaha parah banget emang -_-
Jadwal emang semrawut. Tapi toh, gue menikmatinya. Meskipun belajar tengah malem begitu, tapi gue gak pernah sendiri. Sebab, setiap gue belajar, selalu ditemani radio kesayangan :3 mwehehe waktu itu gue belum punya hp yang ada mp3 nya, jadi gue memanfaatkan radio modal minjem hp bapak untuk dengerin lagu. Efeknya? Gue jadi semangat '45 dan siap melek sampai pagi..

Hmm trik belajar yang lainnya adalah mempelajari soal-soal tahun lalu, kalau bisa soal yang sudah 'usang'. Gini, dulu gue sempet merana banget karena di saat temen-temen gue pada beli buku "detik-detik UN" sepaket, gue gak dikasih uang buat beli begituan. Alasannya yaa karena kantong lagi 'seureut' buat bayar bimbel. Kakak gue lagi-lagi berbaik hati mau membelikan buku-yang-katanya-ajaib itu. Yaa walaupun waktu itu gak beli sepaket (DDUN IPA) dan tanpa kunci jawaban; tapi itu gue udah sujud syukur.
Nah, 1 buku referensi udah didapat. Akal gue mulai berontak dengan nais-nya. Gue mulai beranjak pergi ke gudang rumah gue, ngacak-ngacak gudang dan voila! Gue nemu buku referensi UN bekas kakak gue 1 buah yang tebel luar binasa. Dan ada lagi buku referensi biologi yang tebelnya bikin binasa -_-a
Buku UN temuan yang satu ini sangat ajaib. Kumpulan soal-soalnya adalah kumpulan soal UN dari tahun 2000-an sampai batas maksimalnya 2008 (kalo gak salah). Pokoknya ini buku barang antik.
Awalnya gue pesimis dan ogah baca buku ini. Karena gue pikir ini buku udah terlalu sepuh jadi kayaknya gak mungkin soal T.O atau UN ada yang keluar dari sini. But, hey! I was wrong. Pas T.O pertama, ada soal ganjil yang sepertinya gue pernah liat nih soal. Gue cocokin itu soal dengan soal yang ada di buku antik. Awalnya gue pikir, ah gak mungkin nih soal dateng dari buku tua ini. Tapi, yaa takdir berkata lain. Soal itu emang berasal dari buku antik itu. Persis banget. Nah, dari situlah gue mulai mau berteman dengan buku penyelamat hehe. Gue isi soal-soalnya, kadang gue sayang-sayang biar gak ilang, dan kadang gue banting-banting sebagai pelampiasan saat gue kesel+stress (yang ini nyeleneh) haha.
Jadi, UN itu jangan cuma belajar dari 1 buku aja. Semakin banyak referensi, semakin besar peluang dapet nilai bagus. Nih ya, sedikit tips berbumbu opini dari gue: soal-soal UN itu sebenarnya diulang-ulang. Tapi pengulangan itu bukan berarti bener-bener sama persis dari tahun sebelumnya (kadang ada juga sih yang sama). Pelajari aja soal-soal dari 5 tahun sebelumnya kalau bisa, atau 3 tahun sebelumnya. Pasti banyak yang keluar di TO atau bahkan UN. 
Dan lagi, TO itu ternyat sangat bermanfaat. Kenapa? Karena dari TO sendiri bisa memberikan gambaran buat kita seperti apa soal-soal UN nanti. Entah dari segi tingkat kesulitan seoal, atau dari segi pola soal.

Tips sukses selanjutnya yang paling ampuh: minta restu orangtua/keluarga. Ini bener-bener ampuh. Dulu gue sempet minta restu dan doa ke eyang gue. Demi mendapat kelolosan dengan nilai yang memuaskan. Dan, meskipun jadwal belajar memadat ketika H-beberapa UN, sempatkanlah diri untuk membantu pekerjaan orangtua. InsyaAllah itu bisa menambah poin sehingga nanti bisa dimudahkan ujiannya dan dikasih hasil ujian yang memuaskan. Gak percaya? Coba aja sendiri B)

Tips berikutnya: jangan sungkan-sungkan nangis di hadapan Allah untuk meminta pertolongan. Allah Maha Penyayang, Pengasih, Dia pasti mengabulkan doa hamba-Nya yang bersungguh-sungguh dan jujur. Sedikit cerita, waktu SMP tepatnya setelah UN dinyatakan selesai, gue tiba-tiba pesimis. Gue gak yakin nilai matematika gue di atas 5.00, bahkan mungkin di bawah. Itu artinya, gue bakal gak lulus kalau nilai satu mapel ada yang dibawah 5.00. Gue sedih. Yaa sedih dalam arti nangis. Gue luapkan emosi itu, minta sama Allah supaya dihapuskan pikiran pesimis ini, dan Alhamdulillah, ternyata pikiran gue itu salah. Nyatanya gue lulus dengan nilai yang amat memuaskan dan matematika mendapat nilai 8.75. NEM 36.85 . Benar-benar sesuai harapan.

Jujur itu nomor 1 dalam UN. Gak cuma UN, tapi ujian-ujian lainnya. Jujur bisa menjadi poin tambahan loh. Mungkin buah dari kejujuran tidak langsung terlihat, tapi hasil kejujuran akan terlihat di masa depan, dimana kita bisa merasakan indahnya bila berlaku jujur. Ini bukan kalimat pemanis. Ini benar adanya. Mau coba?

Nah, itu dia sedikit tips dan cerita yang 'gitudeh' mengenai UN. Sebenarnya masih banyak cerita yang menyangkut masalah salah satu ujian hidup ini, tapi berhubung mata udah 5 watt, jadi kalau ada yang mau minta diceritain, bisa lewat twitter atau fb atau email atau telepati ehehehe. 
Yaudah yah.. Sekian dari admin P, SEMANGAT UJIAN NYA! Sukses terus buat yang di sana, semoga sehabis UN, jadi anak kuliahan, diwisuda, udah kerja, gak lupa sama yang di sini dan kita bisa ketemu lagi *eh. Hehe duh udah mulai ngablu, mending kita tutup postingan kali ini dengan ucapan Wassalamu'alikum~ =) :) :>
 

Template by BloggerCandy.com