Wednesday, December 18, 2013

Novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin

Assalamu'alaikum.. Haihai. Apa kabar? Apa kabar juga buat hati yang udah lama memendam perasaan hingga perasaan itu entah terbang melayang kemana *eh.
Langsung ke topik aja nih, kali ini gue pengen share tentang salah satu novel yang belakangan ini suka gue baca..

Yap. Novel karangan Tere-Liye yang berjudul: "Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin" ini sukses bikin gue terhanyut ke dalam alur novel itu...

Novel ini mengisahkan seputar percintaan, kasih sayang, perjuangan, semangat hidup, persaudaraan dan pertemanan.. 
Kisah pertama dimulai ketika seorang gadis bernama Tania berjuang melewati garis keras kehidupannya bersama Ibu, dan Dede adiknya. Ayah Tania sudah tiada sejak Tania dan Dede masih balita. Inilah yang membuat mereka berdua harus berjuang bertahan hidup di tengah kesibukan kota Depok. Kakak beradik ini berusaha mengais rezeki dengan menjadi pengamen dari satu angkutan ke angkutan lain. Keluarga Tania adalah keluarga miskin yang tinggal di lahan kosong pinggir kota dengan rumah beralaskan dan beratapkan kardus, dan pohon linden di halamannya. Sulitnya hidup yang mereka hadapi mulai berkurang ketika Tania bertemu dengan salah seorang penumpang bis kota bernama Danar yang menjadi peran utama dalam kisah cinta Tania si gadis kecil berkepang dua.
Danar adalah pria berusia 20 tahunan ketika ia bertemu dengan Tania yang masih sangat kanak-kanak.

Danar yang sudah kehilangan keluarganya, merasa amat senang bertemu dengan keluarga Tania. Apalagi, ketika bertemu dengan Ibu Tania, Danar dengan penuh rasa bahagia mencium tangan Ibu Tania, memberikan modal untuk berjualan kue dan memperbaiki semua kehidupan keluarga kecil Tania. Bahkan Danar sangat bersedia menyekolahkan Tania dan Dede serta memenuhi semua kebutuhan keluarga Tania. Itulah kenapa, Tania menyebut Danar sebagai 'malaikat penyelamat kami', kebaikan Danar akan terus ada hingga Tania dan Dede beranjak dewasa.

Beberapa tahun kemudian, ketika Tania belum terbilang remaja, Ibu Tania telah pergi meninggalkan keluarga kecil itu. Akhirnya hanya tersisa Dede, Tania dan Danar.
Hingga saat beranjak dewasa, Tania mampu membuktikan bahwa dirinya bisa bangkit dari keterpurukan. Sekaligus, menepati janjinya kepada Danar bahwa Tania mampu membuat hidup lebih baik, dan membuktikan bahwa kalimat Danar "Tania, kau sangat pintar, teramat pintar" adalah benar. Ya, itu benar. Tania berhasil membawa dirinya ke Singapura. Sekolah di sana, dan bekerja di sana.
Sejak masa sekolah di Singapura, Tania sudah menjadi idola. Kepintaran dan kecantikan Tania tidak perlu dipertanyakan lagi. Sejak usia 11 tahun, cinta pertama Tania adalah Danar. Hanya Danar. Namun, rasa cinta itu tak pernah tersampaikan hanya karena jarak umur mereka yang terpaut jauh. Tidak untuk keduanya. Diam-diam, Danar pun menyimpan rasa yang sama dengan Tania. Hanya saja, Danar tetap tidak mau mengakuinya. Ia memaksa diri untuk menganggap Tania hanya sebagai adik.
Bukti cinta Danar yang diam-diam semakin jelas dengan kehadiran Danar di 'sweet seventeen' Tania. Ketika mengunjungi Tania di Singapura, Danar memberikan liontin kepada Tania (liontin dengan bertuliskan huruf T). Awalnya, Tania menganggap liontin itu tidak spesial, mengingat Dede dan Ibu juga diberikan liontin oleh Danar. Namun, berkat bantuan Dede, Tania pun tahu bahwa liontin itu sangat spesial. Karena ternyata dibalik liontin Tania ada potongan gambar pohon linden yang juga terdapat di liontin Danar. Potongan gambar itu jika disatukan akan membentuk satu gambar pohon linden yang utuh. Itu hanya terdapat pada liontin mereka berdua. Pohon linden sangatlah bermakna bagi Tania. Karena disanalah 'perasaan' itu muncul pertama kalinya.

Perasaan Tania kepada Danar terpaksa harus pupus begitu saja. Danar akhirnya menikah dengan Ratna, kekasihnya selama ini. Walaupun pernikahan itu sebenarnya hanyalah pelampiasan perasaan Danar karena tidak bisa mengakui rasa cintanya kepada Tania. Pernikahan Danar Ratna tidak berjalan mulus. Ratna selalu dibayangi dengan sosok orang lain yang lebih dicintai Danar. Hingga Ratna berbagi keluh kesah kisah pilu rumah tangganya ke Tania. Saat itu Ratna belum tahu, kalau Tania lah bayangan yang dicintai Danar selama ini.

Akhir kisah ini, Tania mulai berani menyatakan perasaannya kepada Danar, menanyakan perasaan Danar yang sebenarnya kepada Tania dan perasaan Danar kepada pernikahannya dengan Ratna. Ternyata benar, Danar memang selama ini mempunyai perasaan yang sama dengan Tania. Perasaan cinta itu yang tak pernah terungkapkan dan tak pernah terwujud. Sampai akhirnya cinta itu tak dimiliki oleh keduanya.

Sungguh kisah yang menarik, bukan? Perjuangan dan kebaikan yang tiada berhenti. Kisah ini mengajarkan banyak hal. Salah satunya adalah bahwa cinta tak harus memiliki. Seberapapun besarnya rasa cinta kita terhadap seseorang, jika memang orang itu bukan jalan untuk kita, mau diapakan lagi? Tak akan mampu kita untuk memiliki orang itu, meskipun perasaan yang kita dan orang itu rasakan adalah sama. Sama-sama mencintai. Namun sama-sama tak bisa memiliki.

Tragis? Yaa terimalah kenyataan. Seperti kisah tadi. Belum tentu rumah tangga Ratna dan Danar akan benar-benar runtuh begitu saja. Tidak kan? Tania pun nantinya akan menemukan pasangan yang lebih tepat. Hingga Tania dan Danar benar-benar bisa saling melupakan kisah cinta mereka berdua.

Bisa diambil kesimpulan. Cinta itu memang indah pada awalnya. Namun, ketika cinta itu berubah menjadi menyakitkan, bahkan mampu merobohkan kita begitu saja, janganlah kita membenci cinta itu. Anggap saja kita adalah daun dan cinta adalah angin. Lihat? Daun tidak pernah membenci angin meski harus terenggutkan dari tangkainya. Begitupun kita. Jangan membenci cinta meskipun harus terenggutkan dari hati yang kita cintai. Nyambung gak sih? Enggak ya? Hehe maap deh. Namanya juga pendapat masing-masing.. Bisa berbeda-beda.

Hmm biar lebih jelas, silakan kalian baca novel ini. Tariklah kesimpulan dan makna dari masing-masing kalian. Semoga kegalauan kalian akan 'apa-itu-cinta' mulai hilang ketika diperjelas dengan membaca novel ini. Semoga bermanfaat :) Wassalamu'alaikum :)

No comments:

Post a Comment

 

Template by BloggerCandy.com